Sabtu, 01 April 2017

Keren Generasi Muda CInta Budaya Indonesia

Indonesia merupakan negeri surga dunia. Dipungkiri atau tidak Indonesia telah dikaruniai oleh Tuhan dengan kelebihan-kelebihannya yang indah dan mempesona. Tidak hanya sumber daya alamnya, namun ada banyak sekali keindahan bangunan yang menjadi saksi bisu keberagamaan agama dan budaya di Indonesia. Salah satunya adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan permata pariwisata Indonesia yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Candi ini berdiri megah dan gagah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebagai salah satu objek wisata unggulan di Indonesia.
Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 M di bawah dinasti Syailendra. Candi Borobudur ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991. Ini adalah pengakuan internasional tertinggi terhadap suatu situs peninggalan dunia. Dari 10 kriteria warisan budaya dunia, Borobudur memenuhi 3 kriteria, yaitu :
1. Mewakili suatu mahakarya kejeniusan kreatif manusia.
2. Memperlihatkan pentingnya pertukaran nilai-nilai kemanusiaan dalam suatu rentang waktu atau dalam suatu kawasan budaya di dunia terhadap pengembangan arsitektur atau teknologi karyamonumental, tata kota, atau rancangan lansekap.
3. Secara langsung atau nyata terkait dengan peristiwa atau tradisi yang masih hidup, dengan gagasan atau keyakinan, dengan karya seni dan sastra yang memiliki nilai-nilai universal yang signifikan.
Mengingat akan pentingnya menjaga warisan dunia yang dibebankan UNESCO kepada kita. Sudah sepatutnya kita sebagai Bangsa Indonesia, baik pemerintah, lembaga pengelola, serta masyarakat memiliki kewajiban yang sama dalam melestarikan, menjaga, dan melindungi Candi Borobudur.
Dalam memperingati 25 tahun ditetapkannya Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia. Kementerian Pendididkan dan Kebudayaan memberikan bukti cinta nyatanya kepada Indonesia dengan mendorong kesadaran pelestarian warisan dunia dengan menggagas gerakan “love or lost” (cintai atau hilang). Program ini merupakan sebuah kampanye untuk membangun rasa cinta generasi muda terhadap warisan dunia dan cagar budaya Indonesia yang berkelanjutan. Sehingga dengan adanya program ini diharapkan mampu melahirkan generasi-generasi muda yang bisa menjadi duta diplomasi budaya, bagi penggerak para generasi muda lainnya dalam menjaga warisan dunia.
Menjaga kepercayaan dunia selama 25 tahun bukanlah sebuah tugas yang mudah. Di sini dibutuhkan peran aktif generasi muda penerus bangsa dalam menjaga warisan dunia di Indonesia.
Mengapa Harus Generasi Muda ?
Di era globalisasi seperti sekarang ini, rasa mencintai dan memiliki terhadap warisan budaya dunia oleh generasi muda harus dipupuk sejak dini, karena jika tidak, pengaruh budaya barat yang semakin kuat akan mudah memudarkan nilai-nilai luhur yang telah bertahun-tahun dijaga para leluhur kita. Oleh karena itu, melibatkan generasi muda secara aktif dan ikut memikirkan cara-cara kreatif dan inovatif dalam menyelamatkan warisan dunia merupakan cara terbaik guna menyadarkan genarasi muda untuk lebih mencintai dan menjaga warisan budaya dunia bagi masa depan Indonesia yang sejahtera. Hal ini sesuai dengan UNESCO yang telah menempatkan anak muda sebagai sentral perdamaian dunia.
Maka, sebagai generasi muda membuktikan cinta kita kepada negara Indonesia tidak harus ikut berperang atau mengacungkan senjata. Namun, dengan ikut aktif menjaga dan mencintai warisan budaya dunia Candi Borobudur di Indonesia merupakan bukti cinta nyata kita sebagai generasi muda kepada negara. Bukti cinta tersebut diantaranya :
1. Ikut serta mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Indonesia Candi Borobudur baik secara langsung seperti kepada sanak keluarga, teman, rekan kerja, maupun tidak langsung melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan instragram.
2. Tidak menyentuh, memanjat, menduduki, mencorat-coret dinding candi dan stupa. Hal ini ditakutkan akan menimbulkan penurunan dan keretakan.
3. Tidak memindahkan, mengambil, dan merubah susunan batu candi yang berakibat berubahnya struktur asal Candi Borobudur.
4. Tidak mengotori batu candi dengan sisa makanan dan minuman.
5. Tidak membuang sampah dan putung rokok sembarangan.
6. Tidak buang air kecil di kawasan candi.
7. Serta segala bentuk kegiatan yang dapat merusak dan merugikan terhadap warisan dunia Candi Borobudur itu sendiri.
Hal-hal kecil seperti ini, jika kita lakukan dengan sungguh-sungguh setiap hari, suatu saat akan memberikan dampak besar terhadap rasa cinta dan memiliki para generasi muda terhadap warisan budaya dunia di Indonesia. Generasi emas akan tercipta. Generasi yang sadar dan berani untuk menjaga dan melindungi warisan budaya dunia merupakan kewajiban bersama. Sehingga kita, sebagai generasi muda akan dengan lantang berteriak “Kami Bangga Menjadi Orang Indonesia.”